Minggu, 11 Agustus 2013
Hidupku galau
Terkadang aku bingung dan bertanya-tanya, apakah aku sudah melakukan kesalahan besar? sehingga semua orang mulai bertindak seakan-akan ingin menjatuhkan atau memalukan diriku??? Mengapa tega benar mereka yang ku anggap teman-temanku. Sepertinya mereka berusaha menhindariku tapi ingin mencemooh aku.
Kadang aku menyesal harus mengikuti pilihan orang tua. walaupun aku tahu dengan mengikuti pilihannya aku bisa membahagiakan setidaknya membagakannya. Yah aku adalah salah satu ketua organisasi. Sebenarnya aku tak ingin menjadi ketua walaupun aku tahu kalau aku akan terpilih. tapi keinginan orang tua yang mendorongku agar aku ikut berkompetensi. Aku tahu dengan menjadi ketua maka namaku akan menjadi lebih dipandang. apalagi ayahku pasti bangga jika anaknya menjadi pemimpin. TApi.. aku tak ingin memimpin. disitulah permasalahannya.
Aku berusaha memimpin dengan caraku da sebisaku. Dengan semangat yang masih ku miliki aku mulai merangkul teman-teman dalam organisasi. Semula berjalan mulus dan menyenangkan sampai-sampai aku pun bangga karena aku telah menjadi pemimimpin mereka. Namun lambat laun berjalannya waktu, kompetensi seakan baru dimulai. Kekuasaanku seakan telah direbut walaupun masih ku pegang. Apapun pendapatku selalu salah dimatanya, dia selalu mempertahankan pendapatnya. tapi aku terima pendapatnya karena aku tak ingin ribut karena aku tak suka masalah. aku anggap itu hal biasa dalam rapat ataupun dalam berorganisasi.
Suatu ketika organisasi yang ku pimpin mengharuskanku untuk mengikuti pergantian pengurus pusat di jakarta. aku berangkat bersama sekertaris dan satu anggotaku.dalam perjalanan semua menyenangkan. tapi ketika rapat dijakarta telah dimulai disitulah aku mulai merasa tidak mungkin bisa bekerja sama dengannya. dia adalah sekertarisku sendiri. dia pandai bicara dan aku akui sangat disiplin. menurutku itu bagus. tapi yang sangat ku tidak suka adalah ambisinya yang kuat untuk menjatuhkan lawan. walaupun sebenarnya dia sendiri belum tentu benar.
readmore »»
Kadang aku menyesal harus mengikuti pilihan orang tua. walaupun aku tahu dengan mengikuti pilihannya aku bisa membahagiakan setidaknya membagakannya. Yah aku adalah salah satu ketua organisasi. Sebenarnya aku tak ingin menjadi ketua walaupun aku tahu kalau aku akan terpilih. tapi keinginan orang tua yang mendorongku agar aku ikut berkompetensi. Aku tahu dengan menjadi ketua maka namaku akan menjadi lebih dipandang. apalagi ayahku pasti bangga jika anaknya menjadi pemimpin. TApi.. aku tak ingin memimpin. disitulah permasalahannya.
Aku berusaha memimpin dengan caraku da sebisaku. Dengan semangat yang masih ku miliki aku mulai merangkul teman-teman dalam organisasi. Semula berjalan mulus dan menyenangkan sampai-sampai aku pun bangga karena aku telah menjadi pemimimpin mereka. Namun lambat laun berjalannya waktu, kompetensi seakan baru dimulai. Kekuasaanku seakan telah direbut walaupun masih ku pegang. Apapun pendapatku selalu salah dimatanya, dia selalu mempertahankan pendapatnya. tapi aku terima pendapatnya karena aku tak ingin ribut karena aku tak suka masalah. aku anggap itu hal biasa dalam rapat ataupun dalam berorganisasi.
Suatu ketika organisasi yang ku pimpin mengharuskanku untuk mengikuti pergantian pengurus pusat di jakarta. aku berangkat bersama sekertaris dan satu anggotaku.dalam perjalanan semua menyenangkan. tapi ketika rapat dijakarta telah dimulai disitulah aku mulai merasa tidak mungkin bisa bekerja sama dengannya. dia adalah sekertarisku sendiri. dia pandai bicara dan aku akui sangat disiplin. menurutku itu bagus. tapi yang sangat ku tidak suka adalah ambisinya yang kuat untuk menjatuhkan lawan. walaupun sebenarnya dia sendiri belum tentu benar.
Langganan:
Postingan (Atom)